Senin, 28 September 2015

VISION OF GOD


Ketua STTE: Pdt. Dr. Marlon Butarbutar

Pada waktu Yesus melihat keaadan di Yerusalam khususnya di bait suci, Dia sangat terkejut karena kegiatan itu  sangat jauh dari fungsi yang Dia harapkan. Seharusnya para imam yang bekerja di Bait suci menolong orang-orang yang datang beribadah, yakni mereka yang datang dari sekitar Yerusalem, maupun dari luar. Jarak tempuh yang jauh menjadikan fungsi para Imam dan Bait suci menjadi sangat penting, di Bait suci itu mereka menumukan kesegaran, menemukan kepastian akan kerinduan terhadap Allahnya, menemukan keyakinan bahwa Allah tetap ada. Yang terjadi justru sebaliknya, mereka yang hadir menjadi santapan dan kesempatan bagi para pedagang yang tentunya bekerjasama dengan para imam, mereka menjadikan peserta ibadah konsumen penghasil keuntungan. Melihat situasi itu, Yesus mempertotonkan pada semua orang di sana ketidaksetujuannya dengan semua aktivitas, di sekitar bait Allah yang dimotori oleh faktor ekonomi. Yesus melihat bahwa fungsi bait Allah telah berubah menjadi fungsi bisnis yang memperkaya, para imam dan pelaku bisnis di sekitar bait Allah.
15
 
4
 
Disorientasi fungsi ini membuatnya marah, mencambuk dan menunggang balikkan semua properti bisnis. Bahkan Dia mengusir orang-orang dari bait Allah. Wajar memang jika muncul pertanyaan dari orang-orang pada saat itu. “Siapa Dia dan kuasa serta hak apa yang dimilkinya serta berani mengeksekusi semua pelaku eknomi di sekitar bait Allah?”. Dan bagaimana mungkin Dia mampu memiliki kuasa untuk mengusir orang-orang di sana, sementara Alkitab tidak mencatat bahwa orang-orang itu mengadakan perlawanan ataupun protes dalam bentuk fisik. Orang-orang itu hanyalah mampu lari dan berusaha menyelamatkan sebagian barang-barang yang mereka miliki. Tentulah mereka sulit memahami bahwa Yesuslah pemilik Bait Allah. Sesungguhnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar